Tuesday, June 8, 2010

Essay: Akar dari Kehancuran Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup kita semakin hari semakin menunjukkan tanda-tanda kerusakan parah. Banyak seminar-seminar berbicara mengenai pemanasan global, juga banyak gerakan-gerakan untuk mengurangi sampah di berbagai tempat dan menjaga kebersihan air. Namun, usaha-usaha kita dalam mengurangi kerusakan nampak sedikit menuai hasil. Hutan masih dibabat demi mebel-mebel yang kita gunakan dan bahan bakar fosil kita gunakan untuk transportasi kita. Demi mencapai situasi lingkungan yang baik, kita perlu bertindak dengan lebih cerdas, efektif, dan efisien.

Untuk mencari solusi dari masalah ini, kita harus tahu apa akar dari kerusakan lingkungan kita ini. Menurut saya, yang menjadi akar utama dari kerusakan lingkungan kita adalah kurangnya pendidikan.

Kenapa kurangnya pendidikan???

Saya menyimpulkan bahwa kurangnya pendidikanlah sebab dari kerusakan lingkungan hidup karena rata-rata orang yang merusak lingkungan hidup adalah orang yang kurang berpendidikan. Pendidikan di sini tidak hanya berarti pendidikan akademis, namun juga moral. Ada orang yang pendidikan akademiknya baik, namun, moralnya kurang, dan sebaliknya. Kurangnya pendidikan membuat orang tidak menyadari akibat perbuatan yang dilakukannya.

Contoh nyatanya banyak terjadi di hutan-hutan di Kalimantan. Banyak perusahaan tetap mengambil kayu-kayu sekalipun mereka pasti sudah tahu tentang pemanasan global. Apakah mereka peduli? Tidak. Mereka hanya peduli pada uang. Uang telah membutakan mata hati mereka, sehingga mereka kehilangan moral mereka, yang mungkin pernah mereka miliki. Mereka tidak dapat berpikir lagi dengan benar, karena mereka hanya melihat alam seperti benda mati. Padahal alam itu sesuatu yang hidup, yang akan mati bila dirusak terus menerus. Saya yakin ketika alam mati, uang tidak akan punya arti lagi.

Ada juga orang-orang yang mau melestarikan alam, tapi tidak memiliki cukup pengetahuan untuk hal tersebut, atau diperdaya oleh orang lain karena minimnya kemampuan akademisnya. Biasanya hal seperti ini terjadi di desa-desa dan daerah-daerah yang terpencil, dimana mereka ditipu oleh orang-orang yang berniat mengeruk kekayaan alam tanpa henti.

Selain itu, ada juga orang yang sengaja membuang sampah di selokan-selokan atau sungai. Biasanya yang dibuang adalah plastik dan styrofoam. Orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang kekurangan pendidikan moral dan akademik. Karena mereka tidak mencintai lingkungan tempat mereka tinggal dan mereka tidak tahu sampah yang mereka buang bisa berbahaya bagi kehidupan lain. Tidak hanya lingkungan tempat tinggal manusia yang menjadi tidak sehat, namun dengan membuang sampah ke sungai, kita membahayakan makhluk hidup lain yang tinggal di air.

Aliran sungai pada akhirnya akan mengalir ke laut dengan membawa sampah. Hewan-hewan laut tertentu akan mengira sampah plastik sebagai makanannya-karena mirip ubur-ubur- dan setelah memakannya, hewan itu akan mati atau ada hewan yang mati karena kesulitan bernapas akibat terjerat plastik. Walau kita tidak sadar, ternyata kita sudah menjadi pembunuh kejam apabila kita terus merusak lingkungan dengan membuang sampah sembarangan.

Dampak kerusakan lingkungan hidup bagi dunia…

Kerusakan lingkungan hidup tidak hanya merugikan manusia, namun juga merugikan makhluk hidup lain di bumi. Hewan-hewan akan banyak yang punah, karena kemampuan penyesuaikan diri mereka sangat kurang dibandingkan dengan manusia. Virus-virus dan bakteri-bakteri akan bermutasi menjadi spesies-spesies baru yang bisa menyebabkan penyakit-penyakit yang mematikan.

Manusia sendiri pasti akan kehilangan hidup yang nyaman apabila lingkungan rusak. Banjir terjadi di mana-mana, kekeringan juga terjadi di berbagai tempat. Selain itu akan sering terjadi gagal panen. Hal-hal ini bisa terjadi karena kerusakan lingkungan yang terutama melibatkan hutan dapat menyebabkan pemanasan global atau global warming.

Apabila kita tidak segera menyelamatkan lingkungan hidup kita, lama-lama makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan akan segera punah, dan tak lama setelah mereka punah, giliran terakhir untuk punah akan disandang oleh kita semua yang disebut spesies terpandai di muka bumi, yakni manusia.

Solusi…

Kita seringkali berpikir muluk-muluk apabila memikirkan tentang solusi, apalagi bila dikaitkan dengan pemerintah. Kita bisa mencaci maki pemerintah karena belum berhasil mengelola lingkungan hidup kita dengan baik dan tidak menyeluruh.

Sebenarnya, semua solusi ada dalam diri kita masing-masing. Namun, untuk memulainya butuh keberanian. Kita bisa dimaki orang lain karena dianggap sok bersih, juga dianggap aneh karena tidak mengikuti trend buang sampah di semua tempat. Yang paling penting adalah jangan pernah setengah-setengah setelah memulai tindakan penyelamatan lingkungan.

Jika kita hanya menunggu pemerintah bertindak di lingkungan kita, saya rasa kita tidak bisa banyak berharap. Kenapa?

Karena, apabila pemerintah memulai tapi kita, sebagai warga negara Indonesia, belum siap memulai, usaha pemerintah itu tidaklah berguna. Ingatlah bahwa kita menganut sistem demokrasi, yang berarti pemerintahan berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Kalau bukan kita, sebagai rakyat, yang bertindak, maka pemerintah tidak akan pernah berhasil dalam menjalankan programnya, sebaik apapun program itu, pasti gagal.

Tahap paling awal dalam rangka menyelamatkan lingkungan hidup, adalah meningkatkan kualitas pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kenapa kita mulai menyelamatkan lingkungan dari pendidikan?

Jawabannya adalah: Seperti membangun rumah, untuk membuat rumah yang tahan gempa, kita harus meletakkan fondasi yang kuat. Pada kasus ini, pendidikanlah fondasinya. Apabila pendidikan yang diberikan tidak baik dan tidak sesuai, maka tidak akan mampu mengubah pikiran rakyat agar mau menyelamatkan lingkungan. Dalam keadaan demikian, sekalipun lingkungan berhasil diperbaiki, hal tersebut tak akan berlangsung lama dan akan segera kembali ke situasi semula.

Apabila kita sudah berpendidikan, kita pasti akan berusaha menyelamatkan lingkungan, karena, kita masih punya hati untuk mencintai lingkungan tempat kita tinggal, dan kita juga mampu berpikir untuk jangka panjang, yang berarti kita akan otomatis menyadari cara menyelamatkan lingkungan hidup kita. Keinginan untuk menyelamatkan tersebut timbul karena kesadaran kita akan apa yang akan terjadi pada hidup manusia apabila manusia kehilangan tempat hidupnya.

Kita sangat membutuhkan generasi muda dalam menyelamatkan lingkungan hidup, karena merekalah kunci penyelamatan hidup manusia masa depan. Merekalah yang harus kita bentuk untuk memiliki visi mengenai lingkungan yang baik. Harus kita sadari juga, bahwa dalam meningkatkan kualitas generasi muda, sangat dibutuhkan bantuan banyak pihak dalam bidang pendidikan dan tidak mudah dilakukan. Bantuan mungkin agak sulit didapat dan diberikan ke pihak yang membutuhkan, namun, dengan usaha keras, pastinya kita akan mendapatkan generasi muda yang mampu menyelamatkan bumi kita.

Tentunya untuk menyukseskan segala usaha penyelamatan lingkungan, bantuan dari pemerintah setempat sangatlah penting. Pemerintah harus mendirikan lembaga-lembaga yang efektif dan tidak korup, serta mau terjun langsung ke lingkungan hidup yang membutuhkan bantuan, bukan cuma membuat undang-undang dan anggotanya duduk-duduk di kantor. Karena sekarang bukan zamannya lagi untuk berteori. Sekaranglah saatnya kita bertindak nyata dalam menyelamatkan lingkungan hidup kita!


Chelsea Vanessa

2010, April 29

9:58 PM

Dikirim ke Lomba Menulis "Development for Life" yang diselenggarakan Kementrian Lingkungan Hidup

3 comments:

  1. Esensi dari pengelolaan lingkungan hidup adalah hubungan manusia dengan alam dan karena manusia diberikan mandat dari sang pencipta alam untuk mengelola namun karena terhimpun dalam suatu tatanan negara, maka negara diberikan kewenangan melalui regulasi yg disepakati bersama oleh lembaga yg dibentuk oleh pendiri negara,namun karena materi muatan regulasi hakekatnya adalah formulasi dan akumulasi kepentingan yg disepakati, namun ketika hal yg disepakati diimplementasikan, sang pemangku kepetingan untuk menanfaatkan formulasi regulasi tersebut untuk juga kepentingan yg pada tataran pratek sering juga terjadi terobosan, karena para pemangku kepentingan juga mempuyai peluang akses terhadap yg menegakan regulasi, oleh karena itu kearifan para pengambil keputusanlah yg menjadi tumpuan untuk berpihak kepada penyelamatan lingkungan dan negara hanya sebuah wilayah bagian bumi kita bersama.

    ReplyDelete
  2. Esensi dari pengelolaan lingkungan hidup adalah hubungan manusia dengan alam dan karena manusia diberikan mandat dari sang pencipta alam untuk mengelola namun karena terhimpun dalam suatu tatanan negara, maka negara diberikan kewenangan melalui regulasi yg disepakati bersama oleh lembaga yg dibentuk oleh pendiri negara,namun karena materi muatan regulasi hakekatnya adalah formulasi dan akumulasi kepentingan yg disepakati, namun ketika hal yg disepakati diimplementasikan, sang pemangku kepetingan untuk menanfaatkan formulasi regulasi tersebut untuk juga kepentingan yg pada tataran pratek sering juga terjadi terobosan, karena para pemangku kepentingan juga mempuyai peluang akses terhadap yg menegakan regulasi, oleh karena itu kearifan para pengambil keputusanlah yg menjadi tumpuan untuk berpihak kepada penyelamatan lingkungan dan negara hanya sebuah wilayah bagian bumi kita bersama.

    ReplyDelete